Jakarta – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan kecurigaannya terhadap adanya praktik mafia bola dalam pertandingan Liga 1 antara Bhayangkara FC dan Persik Kediri. Laga yang berakhir dengan skor telak 7-0 untuk kemenangan Bhayangkara FC tersebut menimbulkan banyak pertanyaan dan spekulasi di kalangan penggemar sepak bola.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Erick Thohir menyatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat kepada Komite Disiplin PSSI untuk menindaklanjuti laporan yang diajukan oleh manajemen Persik Kediri kepada Satgas Anti Mafia Bola. “Kami mengambil ini sangat serius dan meminta agar kecurigaan ini bisa segera dibuktikan,” ujar Erick Thohir dalam konferensi pers di Menara Danareksa.
Pertandingan yang digelar di Stadion PTIK, Jakarta Selatan, itu menjadi sorotan setelah Persik Kediri mengalami kekalahan besar. Manajemen Persik Kediri sendiri telah proaktif dengan melaporkan kejadian tersebut kepada Satgas Anti Mafia Bola, mencurigai adanya faktor nonteknis yang mempengaruhi hasil pertandingan.
Satgas Anti Mafia Bola telah memulai penyelidikan atas pertandingan tersebut. Keterangan yang diperoleh akan terus diperbaharui dan akan diminta penjelasan dari para pemain dan pihak terkait. Dari hasil laporan di lapangan, tim satgas juga mengantongi informasi tentang keberadaan sosok mencurigakan yang diduga sebagai runner atau perantara bandar judi.
Erick Thohir juga menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan pengawasan lebih ketat, termasuk dalam hal perwasitan. Kami tidak berniat menyalahkan pengadil lapangan. Menurutnya, pengadilan harus memutuskan hukuman dengan adil dan berdasarkan bukti yang ada.
Kasus dugaan match fixing ini menjadi perhatian serius bagi PSSI dan seluruh stakeholder sepak bola Indonesia. Erick Thohir menutup pernyataannya dengan harapan bahwa sepak bola Indonesia dapat terbebas dari praktik-praktik yang merugikan integritas olahraga tersebut.
Langkah PSSI Melakukan Dalam Penyelidikan Mafia Bola Indonesia
Erick Thohir, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), telah menggandeng Polri untuk berantas praktik mafia sepak bola yang diduga terjadi di Liga Indonesia. Pada pertemuan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Erick Thohir menyatakan adanya indikasi kecurangan yang dilakukan oleh perangkat pertandingan. Satgas Antimafia Bola telah dibentuk dan diperintahkan untuk melakukan penyelidikan mendalam berdasarkan data yang ditemukan.
Pakar Manajemen Prestasi Olahraga, Djoko Pekik Irianto, mendukung langkah ini karena dapat mempercepat penindakan hukum terhadap praktik mafia dalam sepak bola Indonesia. Erick Thohir juga menegaskan bahwa hukuman seumur hidup harus ditegakkan bagi pelaku yang terbukti bersalah.
Langkah Erick Thohir ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk mantan pemain Persikota Tangerang, Rikki Daulay, yang berharap langkah ini dapat menciptakan sepak bola yang bersih dan profesional di Indonesia.